Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Isim al-manshubat - Pelajaran 1 Durusul Lughah 3

Isim al-manshubat - Pelajaran 1 Durusul Lughah 3

Masih di pelajaran pertama buku Durusul lughah jilid ketiga.

Pada pelajaran lalu, kita telah membahas al-marfuu'at pada isim, kita juga telah melihat contoh-contohnya.

Sekarang kita lanjutkan dengan materi al-manshubat pada isim.


al-manshubat : isim yang manshuub


المنصوبات من الأسماء (manshuubaat pada isim)


Isim yang manshuub adalah isim yang termasuk bagian di bawah ini, yaitu:


1. اسم إِنَّ (isim inna)


contoh:

إِنَّ المُدَرِّسَ مَرِيْضٌ

al-mudarrisu adalah isim inna.

ia adalah manshub, tanda nashab-nya adalah fat-hah.



2. خَبر كان (khabar kaana)


contoh:

كَانَ الطَّعَامُ لَذِيْذًا

ladziidzan adalah khabar kaana.

ia manshub dan tanda nashab-nya adalah fat-hah.



3. المفعول به (maf'uul bih)


maf'ul bih adalah objek penderita atau yang dikenai suatu perbuatan.


contoh:

فَهِمْتُ الدَّرْسَ

artinya : saya memahami pelajaran.

ad-darsa (pelajaran) dalam kalimat di atas adalah objek (maf'ul bih).

jadi ad-darsa adalah manshub, dan tanda nashab-nya adalah fat-hah.


========================
mengulang pelajaran tentang maf'ul bih : faa'il dan maf'ul bih
========================

4. المفعول فِيه (maf'uul fiih)


maf'ul fiih adalah zharaf (ظرف), yaitu isim yang menunjukkan keterangan waktu atau keterangan tempat terjadinya sebuah perbuatan.

contoh:

- سَافَرَ أَبِيْ لَيلاً , artinya : ayahku pergi pada malam hari.

lailan (malam hari) adalah zharaf zaman (waktu).

Jadi lailan adalah manshuub, dan tanda nashab-nya adalah fat-hah.



5. المفعول لأجله (maf'ul li-ajlih)


maf'ul li-ajlih adalah isim yang berfungsi untuk menjelaskan sebab terjadi perbuatan.


Contoh:

صُمْتُ إِيمَانًا بِاللَّهِ , artinya: aku  berpuasa karena iman kepada Allah.

iimaanan dalam kalimat di atas adalah sebagai maf'ul li-ajlihi karena menunjukkan sebab orang tersebut berpuasa, sebabnya yaitu karena iman kepada Allah.

oleh karna itu ia manshuub, dan tanda nashab-nya adalah fat-hah.



6. المفعول معه (maf'ul ma'ah)


maf'ul ma'ah adalah isim yang terdapat setelah huruf و  . Artinya adalah bersama atau menunjukkan perbuatan yang terjadi bersama.


catatan:

a. و dalam maf'ul ma'ah adalah waw ma'iyyah , bukan waw athaf (alias waw yang berarti "dan").

b. setelah waw ma'iyyah adalah isim manshub.


Contoh:

جَاءَ أَبِي وَغُرُوبَ الشَّمْسِ

Arti menurut kalimatnya: bapak saya datang bersama terbenamnya matahari.

Maksud kalimat tersebut adalah bapak saya datang ketika terbenamnya matahari atau bapak saya datang bersamaan dengan terbenamnya matahari.


- ghuruuba adalah maf'ul ma'ah. Maka ia manshub, tanda nashab-nya adalah fat-hah.



7. المفعول المطلق (maf'uul muthlaq)


maf'ul muthlaq adalah isim yang berfungsi sebagai:

- penjelas bilangan

- penjelasn macam

- penguat suatu perbuatan


contoh:

- penguat perbuatan : نَظَرْتُ نَظْرًا
artinya : saya melihatnya betul betul melihat.


- penjelas bilangan : نَظَرْتُ نَظْرَةً
Artinya : saya melihatnya sekali atau saya satu kali melihat.


- penjelas macam: نَظَرْتُ نَظْرًا طَوِيْلاً
Artinya: saya melihatnya dengan melihat yang lama sekali.


catatan maf'ul muthlaq:

a. maf'ul muthlaq itu menggunakan mashdar yang manshub.

b. maf'ul muthlaq penjelas bilangan memakai wazan فَعْلَةً


8. الحال (haal)


haal adalah isim untuk penjelas keadaan ketika terjadinya suatu perbuatan.

haal dibentuk dari faa'il atau maf'uul.

haal jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia: "sambil" atau "dalam keadaan"

haal adalah isim nakirah, sedangkan shahibul haal (pelaku perbuatan) adalah isim ma'rifat.


Contoh: يُصَلِّي جَدِّي جَالِسًا
Artinya: Kakekku shalat sambil duduk (kakekku shalat dalam keadaan duduk).


9. التمييز (tamyiiz)


tamyiiz adalah isim yang disebut setelah isim mubham (dalam keadaan samar), fungsinya adalah untuk menjelaskan kesamaran tersebut.


contoh: أَنَا أَكْبَرُ مِنْكَ سِنًّا
Artinya: saya lebih tua dari kamu.

penjelasan:

kalimat أَنَا أَكْبَرُ مِنْكَ itu tidak jelas alias samar, arti kalimat itu adalah saya lebih besar dari kamu.

Lebih besar apanya? badannya? rumahnya?

untuk itu diperlukan adanya tamyiiz untuk memperjelas kesamaran, dalam kalimat ini penjelasnya adalah سِنًّا (sinnan) yaitu usia.

sehingga jelaslah bahwa yang dimaksud adalah lebih besar usianya alias lebih tua.



10. المستثنى (mustatsnaa)


mustatsna adalah pengecualian atau isim yang dikecualikan.

Ada beberapa adat/huruf istitsna, dalam contoh ini kita memakai  إِلاَّ


contoh: حَضَرَ الأَوْلاَدُ إِلاَّ حَامِدًا
artinya: telah hadir anak-anak itu kecuali hamid.

hamid adalah mustatsnaa, sehingga ia manshub, dan tanda nashab-nya adalah fat-hah.



11. المنادى (al-munaadaa)


munada adalah isim yang disebut setelah harfun nida. Artinya adalah yang dipanggil atau diseru.


munada dalam keadaan manshub jika ia dalam bentuk idhafah.

contoh:

يَا أَبَا مُحَمَّدٍ

artinya: wahai bapaknya Muhammad.

abaa adalah munada (orang yang dipanggil) yang mudhaf, mudhaf ilaihnya adalah muhammad.

jadi abaa adalah manshub, tanda nashab-nya adalah alif (ا) karena ia adalah termasuk asmaul khamsah.

Posting Komentar untuk "Isim al-manshubat - Pelajaran 1 Durusul Lughah 3"

close